Jumat, 28 Agustus 2009

berita

SETELAH KOPMA DAN PRAMUKA, WASHILAH TIDAK MAU KETINGGALAN


Dinas keluar kota menjadi kebanggaan tersendiri bagi individu yang menjalaninya, bukan hanya dikalangan birokrat kampus, aktivis lembaga kemahasiswaanpun tidak mau kalah gesitnya. tercatat ditahun 2009 ini, sekitar 70% Lembaga Kemahasiswaan UIN sudah mengalaminya. Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UIN Alauddin misalnya, pada bulan juni lalu mengikuti seminar KOPERSI se-Indonesia di Bandung. Dan masih dibulan yang sama, giliran UKM PRAMUKA yang terbang ke Jambi dalam rangka mengikuti Perkemahan Wirakarya PTAIN se-Indonesia. Dan kini giliran UKM LIMA WASHILAH UIN Alauddin yang mengikuti Wokrshop Film Dokumenter mahasiswa se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) PATSOEN STAIN Cirebon bekerjasama dengan Djati Studio Cirebon (Lembaga Film Maker).
Kegiatan yang menelan dana kurang lebih 15.000,000,- ini, mendapat apresiasi positif dari ketua STAIN Cirebon bapak Dr.H. M. Imron Abdullah, M.Ag. yang dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan level nasional dan saya selaku pimpinan mengucapkan terima kasih kepada penyelenggara dan juga kepada para peserta terkhusus bagi peserta yang dari luar daerah.
Meski terbilang sukses, behind the scane kegiatan ini ternyata menyisakan suka duka nan cukup melelahkan, menguras waktu dan tenaga. “kami sangat puas dengan terselenggaranya kegiatan ini hingga akhir, meskipun semangat sempat drop, tapi kami tidak putus asa, kami tetap memaksakan diri. Selangkah demi selangkah kami kerjakan, mulai dari persiapan teknis hingga persiapan nonteknis” jelas Aray yang bertindak sebagai ketua panitia.
Disamping sebagai ajang melebarkan sayap atau membuat jaringan, membuka kerjasama dan mempererat silaturahmi antar pers mahasiswa/ kampus di perguruan tinggi se-Indonesia, kegiatan ini juga bertujuan Mengembangkan potensi kreatifitas dan kecerdasan mahasiswa dalam dunia perfilman dokumenter. Subhan selaku Pimpinan Umum (PU) LPM PATSOEN ketika kami temui diruang panitia menjelaskan bahwa kegiatan ini berorientasi pada penguatan jalinan silaturrahim antar pegiat pers mahaiswa indonesia dan juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara memproduksi film documenter.
Kegiatan yang menghabiskan waktu selama 4 hari (16-19/7) ini dihadiri sekitar 30 peserta (sesuai target) masing-masing 1 orang dari LMP/UKM LIMA WASHILAH UIN Alauddin Makassar, 3 dari LPM SUARA KAMPUS IAIN Imam Bonjol Padang, LPM, dan selebihnya dari LPM PATSOEN STAIN Cirebon.
Kepuasan para peserta workshop tampak dari wajah mereka yang sangat serius mengikuti materi demi materi yang disampaikan, suasana kondusif juga menjadi pendukung kenyamanan bagi peserta menerima materi. Ariya salah satu peserta utusan dari LPM SURA KAMPUS IAIN Imam Bonjol Padang Sumatra Utara mengatakan “jauh-jauh kami datang ke Cirebon untuk mengikuti Wokshop ini, dan memenuhi undangan teman-teman PATSOEN, aku merasa puas karena dengan materi-materi yang aku dapat disini, aku jadi tahu cara pembuatan film dokumenter bang”. Jelasnya pada saat kru washilah menanyai disela-sela istrahat.

pada hari ke dua pelatihan, para peserta di terjunkan langsung kelapangan untuk mengambil gambar sebagai bahan pembuatan film dokumenter. Peserta dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok I (Saya sendiri-red) ditempatkan pada satu wilayah yang terkenal dengan penghasil batik khas cirebon yaitu desa Trusmi. Dimana hampir 99% penduduk di desa tersebut adalah pengrajin batik, baik batik cetak maupun batik tilis. dan kelompok dua ditempatkan di kampung Rotan.
Kegiatan pengambilan gambar pun dimulai, dan sesekali canda menyela waktu kami.

JOE

JOE
pose